KABUPATEN  TELUK WONDAMA

Teluk Wondama lahir melalui UU 26/2002, dan selanjutnya resmi menjadi kabupaten sejak tahun 2003 sebagai salah satu kabupaten pemekaran baru hasil pemekaran dari Kabupaten Manokwari di Provinsi Papua Barat. Melalui masa pemerintahan karetaker sejak juni 2003 s.d. November 2005, dilanjutkan dengan pemerintahan kabupaten definitif hingga saat ini. Tahun 2010 merupakan tahun ke-5 (terakhir) pemerintahan definitif yang pertama.

POTENSI SUMBER DAYA ALAM

Sektor pertambangan                 :  Batu Gampng, Pasir Kuarsa, Batu Bara, Pasir Besi, Granit

Sektor perikanan                        :  Rumput Laut, Tuna

Sektor pertanian                        :  Jagung, Ubi kayu, Kacang Tanah

Sektor Perkebunan                    :  kakao, Kopi

Sektor peternakan                     :  Sapi, Babi, Kambing

Sektor kehutanan                      :  Hutan produksi yang dikonversi 149,617 ha.

 

DESTINASI WISATA

Keindahan dan kekayaan alamnya, kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih yang menjadi wilayah dari kabupaten Teluk Wondama sangat potensial menjadi tujuan wisata.  Taman Nasional Teluk Cendrawasih merupakan taman nasional perairan laut terluas di Indonesia, terdiri dari daratan dan pesisir pantai (0,9%), daratan pulau-pulau (3,8%), terumbu karang (5,5%), dan perairan lautan (89,8%).

Potensi karang Taman Nasional Teluk Cendrawasih tercatat 150 jenis dari 15 famili, dan tersebar di tepian 18 pulau besar dan kecil. Persentase penutupan karang hidup bervariasi antara 30,40% sampai dengan 65,64%. Umumnya, ekosistem terumbu karang terbagi menjadi dua zona yaitu zona rataan terumbu (reef flat) dan zona lereng terumbu (reef slope). Jenis-jenis karang yang dapat dilihat antara lain koloni karang biru (Heliopora coerulea), karang hitam (Antiphates sp.), famili Faviidae dan Pectiniidae, serta berbagai jenis karang lunak.
Taman Nasional Teluk Cendrawasih terkenal kaya akan jenis ikan. Tercatat kurang lebih 209 jenis ikan penghuni kawasan ini diantaranya butterflyfish, angelfish, damselfish, parrotfish, rabbitfish, dan anemonefish.

Pulau Rumberpon

Pulau ini  memiliki pantai yang indah, yaitu Pantai Pasir Panjang, dari pasir kuarsa putih, tidak berkarang, dan panjangnya mencapai 6.000 meter. Di kawasan perairan ini dapat dilakukan berbagai kegiatan, seperti: snorkeling, scuba diving, selancar angin, ski air, dan memancing. Kegiatan lain yang dapat dilakukan adalah pengamatan burung (misal: elang laut) dan satwa khas lainnya,   seperti: kuskus.

Untuk mencapai Pulau Rumberpon dapat langsung dari Manokwari melalui laut dengan menggunakan longboatselama 5,5 jam atau melalui jalan darat dari Manokwari ke Ransiki (memakan waktu sekitar 3 jam) yang kemudian dilanjutkan melalui laut dari Ransiki ke Pulau Rumberpon dengan menggunakan longboat selama sekitar 2 jam.

Pulau Nusoni

Terletak di sebelah barat laut P. Rumberpon. Pulau kecil seluas 4 Ha ini dikelilingi perairan dangkal yang penuh dengan terumbu karang dan berbagai jenis ikan hias.

 

Pulau Nukusa

Terletak di sebelah selatan dan tidak jauh dari Pulau Rumberpon. Perairan pulau ini merupakan tempat diving yang indah. Air lautnya biru jernih dan memiliki terumbu karang yang unik dan indah yang terlihat jelas hingga kedalaman 6 – 8 meter melekat pada substrat zona lereng terumbu (reef slope), seperti: Astroba granulatusAcropora tabulate, dan lain-lain.

Pulau Mioswar

Pulau ini memiliki sumber air panas yang mengandung belerang tanpa kadar garam dan mengalir ke pantai yang berjarak sekitar 300 meter dari sumber air panas. Di pulau ini juga terdapat gua bersejarah peninggalan masyarakat Numfor dimana didalamnya terdapat – antara lain – tengkorak manusia, piring-piring antik, dan peti berukir.

Selain menikmati sumber air panas dan mengunjungi gua bersejarah, kegiatan lain yang dapat dilakukan di pulau ini adalah diving menikmati keindahan alam bawah laut, air terjun, dan pengamatan satwa, khususnya kelelawar (Pteropus sp.).

Cagar Alam Wondiboy

Pegunungan Wondiboy merupakan salah satu cagar alam cukup luas di kabupaten teluk Wondama, Papua Barat, mencapai 73.022 hektar. Data Dinas Kehutanan Papua Barat 2007 menyebutkan, lokasi ini rumah bagi puluhan spesies burung, seperti burung endemik Astrapia nigra, Parotia sefilata, Amblyornis inornatus, Melipotes gymnops dan Rallicula leucopsila,termasuk sekitar 16 jenis marsupialia.

Air erjun  Kali Wanayo 

Merupakan salah satu obyek wisala alam di kabupaten wondama yang menyajikan panorama air terjun yang deras dan menyegarkan bila beredam disini.

Batu Peradaban

Merupakan obyek wisata religi yang berada di distrik Aitumeri, Wondama. Disinilah awal orang Kristen diajar dan didik mengenal tulisan dan Injil. Batu Peradaban ini  diletakkan oleh Pdt. I.S. Kijne dengan pesannya:

“Di atas batu ini, saya meletakkan peradaban orang Papua. Sekalipun orang memiliki kepandaian tinggi, akal budi dan marifat tetapi tidak dapat memimpin bangsa ini, bangsa ini akan bangkit dan memimpin dirinya sendiri” (Wasior, 25 Oktober 1925). 

Pesan religius Kijne selaku Bapak Peradaban orang Papua ini memiliki makna bahwa orang Papua akan tampil sebagai pemimpin di atas tanahnya sendiri. Selain Batu Peradaban, di Miei juga ada Batu Inspirasi. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, kalau orang naik ke atas batu dan melihat alam indah di Wondama, dari situ muncul berbagai inspirasi untuk melakukan perubahan baru.